Damai Dagang AS-China Ikut Katrol Harga CPO
TARIUnews.com, Jakarta – Pada penutupan perdagangan hari ini (4/1/2018), harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di Bursa Derivatif Malaysia kembali menguat sebesar 0,98% di level MYR 2.172/ton, setelah sebelumnya ditutup melemah 0,69% di posisi MYR 2.151/ton pada penutupan perdagangan hari Kamis (3/1/2019). Harga CPO sebenarnya sempat melemah 1% pada tengah hari, namun kembali berbalik arah hingga penutupan pasar sore tadi (17:00 WIB).
Kenaikan harga CPO selepas tengah hari tadi didorong oleh naiknya harga minyak mentah dunia yang juga terkerek naik. Hingga pukul 17:00 WIB, harga minyak jenis Brent menguat sebesar 2,1% dan jenis lightsweet naik 2,0%. Penguatan harga minyak hari ini didominasi sentimen damai dagang AS-China yang mulai terlihat terang.
Delegasi AS dikabarkan akan bertandang ke Beijing pada 7-8 Januari mendatang. Menyusul cuitan presiden Donald Trump yang telah melakukan komunikasi yang positif dengan presiden Xi Jinping sebelumnya.
Naiknya harga minyak bumi memang berkorelasi positif dengan penguatan harga CPO. Sebab, CPO merupakan bahan baku biodisel yang merupakan salah satu produk substitusi bensin yang berasal dari minyak bumi.
Bila harga minyak bumi naik, maka pasar cenderung melirik alternatif lain, yaitu CPO, dan mendorong aksi beli investor. Hingga pasar ditutup hari ini, komoditas andalan Indonesia-Malaysia ini sudah diperdagangkan sebanyak 28.197 lot dengan volume 25 ton/lot.
Namun demikian, kekhawatiran akan naiknya cadangan minyak sawit mentah Malaysia masih menjadi faktor yang menghambat naiknya harga CPO. Cadangan minyak kelapa sawit negeri Jiran pada akhir Desember 2018 diperkirakan meningkat 4,3% secara bulanan ke posisi 3,14 juta ton berdasarkan survei yang dilakukan oleh Reuters.
Masih dari sumber yang sama, nilai ekspor CPO Malaysia juga diprediksi naik 4,7% sedangkan produksinya turun 3,6% secara bulanan. Data resmi produksi, ekspor, dan impor dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB) dikabarkan akan dirilis pada Kamis (10/1/2019) mendatang.
cnbcindonesi
editor : Dodi