Cerita Rakyat Kalimantan Barat : Legenda Sungai Kawat
Pada suatu hari ada seorang nelayan miskin yang hendak pergi mencari ikan di sungai. la berharap mendapat ikan agar keluarganya bisa makan. Kemudian, ia mendayung perahunya ke tengah sungai. Setelah sekian lama ia melempar umpan, tak satu pun umpannya yang dimakan ikan. Padahal, persediaan makanan di rumah sudah habis. Lalu, ia mendayung perahunya lebih ke tengah saat hari mulai gelap.
Saat hari semakin malam, nelayan ini sudah sampai ke hulu, Sampai saat itu, tidak satu pun ikan memakan umpannya. Ketika hendak kembali, tiba-tiba ia merasa ada yang menarik pancingnya. Ini pasti ikan besar, pikirnya. la terus mengulur pancingnya, tetapi lama-kelamaan tarikan dari bawah semakin melemah. Dengan perlahan ia menarik pancingnya, ternyata di ujung pancingnya hanya tersangkut seutas kawat.
Malam semakin larut, nelayan ini bersiap untuk pulang. Namun, ia dikejutkan oleh sesuatu hal. Sinar bulan yang terang menerangi kawat yang tersangkut di ujung tali pancingnya. Kawat tersebut bersinar kekuningan diterpa sinar bulan.
“Astaga! Bukankah ini emas?” seru nelayan itu. la memastikan penglihatannya, ternyata memang benar yang dilihatnya itu adalah kawat emas. la berteriak kegirangan. Dengan cepat ditariknya terus ujung kawat tersebut hingga bergulung-gulung di perahunya.
“Aku akan menjadi orang kaya!” serunya bersemangat. la terus menarik kawat tersebut.
Kawat tersebut seolah-olah tak habis habis ditarik. Si nelayan semakin kesenangan. la tidak menyadari gulungan kawat di perahunya semakin lama semakin berat.
“Hentikanlah. Sudah cukup emas yang kau ambil”” sebuah suara dari dalam sungai mengejutkannya. Namun, keserakahan telah merasuki si nelayan. la terus menarik kawat emas itu.
“Hentikanlah! Jika tidak, kau akan celaka,” suara gaib itu kembali memperingatkan. Si nelayan tidak perduli.
Lama-kelamaan perahunya oleng karena beban yang semakin berat. Air sungai mulai masuk ke dalam perahu. Si nelayan baru menyadari kesalahannya. Namun terlambat, perahu itu terbalik dan tenggelam ke dasar sungai, tubuh si nelayan pun ikut tenggelam tertimpa perahu dan kawat emas itu.
Semenjak saat itu, masyarakat menyebut sungai tempat tenggelamnya sang nelayan dan kawat emas itu menjadi Sungai Kawat. Sungai tersebut adalah salah satu anak Sungai Kapuas di Kota Sintang, Kalimantan Barat
Pesan moral dari Cerita Rakyat Kalimantan Barat : Asal Usul Sungai Kawat adalah sifat serakah adalah sifat yang sangat buruk dan akan merugikanmu dimasa yang akan datang.
sumber https://dongengceritarakyat.com
editor Jeri warisman