November 22, 2024

Bupati Sintang Panen Padi Merah dan Hitam di Desa Pengkadan Sungai Rupa

0

Tariunews.com, Sintang – Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno,M.Med.PH menghadiri sekaligus melakukan panen perdana lahan sawah seluas 40 hektar milik kelompok tani Leboi Mekar di Desa Pengkadan Sungai Rupa, Kecamatan Dedai, Selasa (2/4/19) melakukan dialog bersama. Adapun varietas padi yang di panen di lahan seluas 40 hektar tersebut yakni padi hitam, padi merah, padi ciherang dan padi lokal dengan musim tanam sejak Noverber 2018 lalu.

Hadir dalam kegiatan panen perdana tersebut Staff Ahli Bupati Sintang Bidang Politik dan Pemerintahan Syarifuddin, Kadistanbun Kabupaten Sintang Veronica Ancili, Kadis Perindagkop dan UKM Kabupaten Sintang Sudirman, penyuluh pertanian, kelompok tani Leboi Mekar dan pihak terkait lainnya.

Pada kesempatan tersebut Jarot Winarno menyampaikan beberapa masalah atau kendala pertanian di Kabupaten Sintang, seperti kurang luas, kurang sering di tanam dan kurang banyak, meskipun Kabupaten Sintang ini seluas Provinsi Jawa Barat namun lahan padi sawah cuma 7700 hektar. “sudah agak kurang luas belum semuanya bisa panen 2 sampai 3 kali setahun,kita hanya rata-rata cuman panen satu kali setahun, karena kurang sering ditanam dan di tambah lagu skelai panen hanya 2 sampai 3 ton saja perhetarnya, kalau di Jawa sekali panen 5 sampai 6 ton per hektar” kata Jarot.

Namun demikian, Jarot meyakini hasil panen padi kelompok tani Leboi Mekar ini sangat berkualitas terlebih terlebih padi beras hitam banyak di cari orang, sama hal juga dengan padi beras merah yang cukup laku jual di pasaran. Untuk itu dirinya berharap varietas padi baik itu beras hitam bisa menjadi unggulan kelompok tani Leboi Mekar Pengkadan Sungai Rupa ini. “coba di packing yang bagus, misalnya dikasi merk leboi mekar kaki bukit natai, karena yang di Tawangsari itu beras Tawangsari kaki bukit kujau laku harganya Rp12.000 bungkusan nya 10 kilo itu saja laku di Sintang”jelasnya.

Oleh karenanya Jarot meminta penyuluh pertanian di Kecamatan Dedai dan Disperindakop Kabupaten Sintang harus mendampingi agar hasil dari kelompok tani Leboi Mekar bisa di buatkan packingngannya, tapi sebelumnya mereka harus berikan sarana produksi perontok gabah, hand traktor minimal satu buah dan juga buat embung untuk pengairan.

Jarot menjelaskan bahwa yang menjadi kendala memasarkan hasil pertanian adalah infrastruktur dasar seperti kondisi jalan yang rusak, untuk itu Pemerintah Kabupaten akan memperbaiki kondis jalan yang ada dan akan melibatkan pihak perusahaan. Meskipun demikian dirinya meminta para petani tetap semangat dan jangan ragu-ragu menyampaikan masalah agar hasil yang diinginkan maksimal. “kita tambah luas tanamnya, coba-coba sering di tanam, lalu metode pemupukannya mesti baik dan harus lebih produktif” tutup Jarot.

Sementara itu Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Dedai Subarman menjelaskan luas lahan sawah milik kelompok Leboi Mekar ini seluas 40 hektar dengan varietas padi seperti padi hitam, padi merah, padi ciherang dan padi lokal yang du tanam sejak November 2018 lalu dengan hasil keseluruhan panenya nanti diperkirakan sekitar 16 ton.
“kalau ciherang bantuan dari dinas pertanian, kalau yang Padi Hitam itu memang lokal dari petaninya itu sudah turun temurun, cuma kita kan belum tahu berapa harganya dan jadi padi hitam itu dari segi ekonomis nya tinggi jadi mulai sekarang kita kembangkan”jelas Subarman.

Sudirman juga menjelaskan bahwa untuk pertanian sawah di Desa Pengkadan Sungai Rupa ini sudah di lakukan sejak lama, namun yang menjadi kendala para petani untuk perawatan padi adalah susahnya mendapatkan pupuk di karenkan kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga panennya hanya satu kali setahun. “in shaa Allah untuk tahun ni akan panen dua kali dan april nanti mulai tanam lagi, karena sudah ada dukungan dari pak camatnya dan dari dana ADD melalui pemberdayaan rencana dialokasi tahun ini alat perontok padi.

Selain itu juga tambah Subarman yang menjadi kendala dalam pertanian disini sama seperti di tempat lain adanya ancaman hama tikus maupun walang sangit. “tahun ini Alhamdulillah untuk tikus sudah kurang cuma Walang Sangit kita bekerjasama dengan Upt jadi Alhamdulillah terkendali jadi hasilnya seperti ini”punkasnya.

Penulis : Alex
Editor : Dodi.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: